Manfaat Dari Buah Kolang - Kaling

Saya dapat informasi bahwa ada orang makan kolang-kaling setiap hari 2 x 8 biji, kuat berlutut berjam-jam tanpa rasa sakit. Terus saya mendapat broadcast berikut ini. 

Sejak th. 2006 tulang pinggang saya terasa sakit, duduk lama akan terasa sakit, berdiri lama sakit, terutama saat menggendong anak dan waktu tidur tengkurap. 

Sekitar dua bulan lalu saya makan kolang kaling secara teratur, 10 buah setiap hari. Setelah beberapa hari rasa sakit berkurang serta saat ini hampir-hampir tak ada lagi rasa sakit di pinggang. Ibu mertua juga makan, tadinya jari-jarinya sulit dan agak sakit apabila digerakkan. Sekarang ini, jauh lebih baik. 


Tadi pagi Bapak Fredenik S. Waworuntu menulis kalimat dibawah ini pada saya: 

Manfaat Kolang-Kaling telah di teliti oleh peneliti Belanda sejak zaman penjajahan dulu. Mereka tertarik karena di pedesaan Indonesia rata-rata orang tua sering mengkonsumsi buah atep ini serta mereka tidak terlalu sering memiliki masalah tulang. 

Rata-rata masalah pada orang tua adalah proses penuaan jaringan ikat yang dibangun oleh kolagen yang ada pada kulit, otot, tulang, rambut, kuku. 


Kolang-kaling mengandung gelatin yang dapat diolah oleh tubuh untuk mensintesa kolagen. Kolang-kalingjuga mengandung Albumin yang adalah protein plasma tubuh kita yg mencapai 60%. 

Kolang-kaling memiliki kandungan serat untuk membantu pencernaan bekerjasama dengan gelatin serta mineral kalium, kalsium, fosfor serta besi yang dikandungnya. 

Wow, luar biasa Allah yang sudah menciptakan buah ajaib kolang-kaling. 

Seharusnya saya operasi dan menggunakan banyak uang. Dokter bilang penyakit saya adalah HNP atau saraf kejepit. 

Selamat mencoba, kolang-kaling, terutama untuk orang tua yg sudah berumur di atas 50 tahun, yang kadang menjumpai masalah pada tulang; lutut tak bisa ditekuk sakit lutut jika berdiri atau berjalan. 

Note: Artikel mi dikutip dan facebook pribadi Bapak Djoko Soehardijarkojuga sebagai testimoni beliau yang sudah merasakan manfaat dan kolang-kaling yang begitu luar biasa.